Minggu, 18 Mei 2014

Menyambangi Rumah Sejarah di Kota Malang: Museum Brawijaya!

    
        Suka nongkrong bareng temen-temen? Atau saking seringnya jadi bosen dan bingung mau kemana lagi? Sampai-sampai mengaku sebagai travelling sejati? Eits, jangan bangga dulu kalau kamu udah hunting ke banyak mall atau kafe di Kota Malang, tapi kamu belum cobain wisata sejarah yang satu ini. 

       Namanya Museum Brawijaya, walaupun namanya sama dengan nama kampus kita, letaknya bukan di dalam Universitas Brawijaya loh, hehe. Kalau kamu sering ke Perpustakaan Umum Kota Malang, pastinya kamu melewati museum ini, karena letak Museum Brawijaya ini ada tepat di seberang Perpustakaan Umum Kota Malang, yaitu ada di Jalan Ijen Nomor 25 Kota MalangMuseum ini nggak sulit kok buat kamu temuin, karena di depan museum yang terletak di pinggir jalan utama ini udah ngeliatin identitasnya, dengan disambut tank peninggalan pertempuran 10 November 1945 tepat di depan bangunan museum, gampang deh buat nemuin lokasinya.


       Sebelum tau sejarah apa yang ada di dalamnya, kita cari tau dulu sekilas sejarah didirikannya museum Brawijaya, dan ternyata museum ini didirikan oleh Kolonel Pur. Dr. Soewondo di tanggal 4 Mei 1968. Wow sudah cukup lama ya! Museum Brawijaya ini juga punya semboyan yang keren loh, yaitu “Cita Uthapama Cakra” yang artinya Api Penyebar Semangat. Dari didirikannya museum Brawijaya ini, diharapkan bisa membangkitkan, mempertahankan, serta menyebar semangat perjuangan para pahlawan Indonesia kala itu. Yang namanya museum, pasti selalu menyimpan banyak koleksi dan cerita di dalamnya. Yuk intip ada apa aja sih di Museum Brawijaya ini ;)

        Masuk ke bagian dalam museum, para pengunjung akan disambut petugas museum yang ramah mempersilahkan masuk. Jangan lupa, kalau kamu membawa barang bawaan yang cukup banyak, bisa dititipkan pada petugas dulu sebelum kamu berkeliling. Nah, awal masuk dari pintu museum, kita akan langsung disambut dengan peta yang terpampang amat luas di dinding museum. Peta ini menggambarkan posisi-posisi daerah tugas pasukan Brawijaya Indonesia di seluruh nusantara dahulu.Ternyata, area museum Brawijaya terbagi jadi 5 area pameran loh. Yuk kita jelajahin satu per satu ;)

         Yang pertama adalah bagian depan museum ini, yang diberi nama “Agne Yastra Loca”, yang berarti taman senjata api revolusi. Di sini kita bisa melihat berbagai senjata berat peninggalan masa penjajahan sekaligus kendaraan tempur peninggalan masa pertempuran dahulu. Beberapa koleksi di ruangan ini misalnya adalah tank, meriam, dan panser. Bagian kedua adalah ruang lobi. Ada 3 koleksi yang bisa kita lihat di ruang lobi ini, yaitu ada Relief penugasan pasukan Brawijaya, Relief kekuasaan kerajaan Majapahit, dan Lambang-lambang Kodam s eluruh Indonesia.

         Selanjutnya bagian ketiga, yaitu ruangan 1 yang terdapat koleksi di tahun 1945-1949. Disini pengunjung bisa melihat banyak koleksi bersejarah, mulai dari foto-fota dokumentasi para pejuang, puluhan senjata api dengan berbagai jenis dan ragam, dan terdapat sisa-sisa artefak berupa meja dan kursi yang digunakan saat Konferensi Meja Bundar dahulu, serta kursi meja dan barang peninggalan Jenderal Sudirman. Uniknya, disana kita juga bisa melihat merpati pos yang diawetkan, merpati pos ini konon katanya telah menjadi ‘kurir’ perjuangan di era 1946. Di ruang ini pula kita bisa melihat mobil dinas komandan yang sangat antik.





           Selanjutnya, kita teruskan perjalanan ke ruang 2, yaitu ruang yang menyimpan barang penuh sejarah di era 1950-an sampai sekarang. Disini kita bisa melihat berbagai peralatan elektronik yang sangat berbeda jauh bila kita bandingkan dengan
gadget kita sekarang. Ada berbagai model mesin tik, komputer, dan mesin cetak dengan bentuk yang masih relatif besar dan berat. Selain itu juga terdapat banyak dokumentasi foto yang menggambarkan operasi khusus hingga gambaran Kota Malang tempo dulu dari masa ke masa. Oh ya, disini kita juga bisa melihat deretan alat musik kuno yang diajang di dinding ruang ini loh. 

        Dan yang terakhir, kita menuju ke halam belakang museum Brawijaya, yang letaknya di luar ruangan-ruangan ini. Terdapat di ruang terbuka seperti taman belakang, kita bisa melihat sebuah gerbong kereta tua, yang dikenal dengan “Gerbong Maut”. Gerbong ini menyimpan cerita pilu, konon di masa penjajahan Belanda dulu, gerbong ini digunakan untuk mengangkut 100 tawanan pejuang Indonesia dari penjara Bondowoso menuju Surabaya. Tapi kejamnya, akibat ruang yang sangat minim dengan keadaan gerbong yang tertutup rapat, mengakibatkan sebagaian besar penumpang meninggal di dalamnya, beberapa sakit parah, dan menyisakan 12 orang yang saat itu dalam keadaan masih sehat.


      Banyak cerita yang bisa kita gali dari berwisata sejarah, termasuk jalan-jalan ke Museum Brawijaya ini. Buat kamu mahasiswa pelancong, apalagi yang asli dari Malangs endiri, buruan ayo kesini kalau belum ya. Banyak banget loh ilmu yang bisa kamu dapetin. Yap, kata Bung Karno sih istilahnya jas merah, alias Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah, karena mengingat sejarah itu penting banget loh, bisa kita jadikan pelajaran di masa kini dan mendatang. Dan pastinya bisa bikin kita lebih menghargai jasa-jasa perjuangan pahlaw-an dulu yang akhirnya juga bikin kita semangat mengisi kemerdekaan kini. (MalingMalang. Reportase oleh Laily Indah Sejati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar