Coban
Rondo memiliki ketinggian sekitar 84 m
dan berada di ketinggian 1.135 meter dari permukaan laut. Airnya berasal dari sumber di Cemoro Dudo,
lereng Gunung Kawi dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan dan 90
liter per detik di musim kemarau. Curah
hujan rata-rata 1.721 mm/th, dengan bulan basah pada bulan Nopember sampai
bulan Maret dan bulan kering pada bulan April sampai dengan Oktober dengan suhu
rata-rata +/- 22°C.
Air
terjun ini berada dalam wilayah KPH Perum Perhutani Malang Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan Pujon dan Resort Polisi Hutan Pujon Selatan Petak 89G.
Sejarah
mengapa air terjun ini dinamai Coban Rondo konon dulu sepasang muda mudi yang
baru saja melangsungkan pernikahan. Mereka dikenal dengan nama Dewi Anjarwati
yang berasal dari Gunung Kawi, dan Raden Baron Kusuma yang berasal dari Gunung
Anjasmoro. Mereka berdua hidup berbahagia, ibarat bunga yang sedang mekar,
indah dan berbau harum. Suatu hari Dewi Anjarwati berkeinginan menjenguk kedua
mertuanya (orang tua Raden Baron Kusumo) di Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi
Anjarwati tidak mengizinkan kedua mempelai untuk bepergian mengingat usia
pernikahan mereka baru 36 hari (selapan), dan menurut kepercayaan masyarakat
Jawa pasangan pengantin yang belum melalui masa selapan tidak diperkenankan
untuk bepergian jauh, atau sesuatu yang buruk akan menimpa mereka. Namun, Dewi
Anjarwati dan Raden Baron Kusumo mengabaikan anjuran orang tua Dewi Anjarwati
dan tetap berangkat menuju Gunung Anjasmoro seraya menegaskan bahwa mereka siap
menerima resiko apapun sekamuinya benar-benar terjadi sesuatu yang buruk di
tengah perjalanan.
Di
tengah perjalanan, rombongan mempelai bertemu dengan seseorang yang mengaku
bernama Joko Lelono. Pria yang tidak diketahui asal-usulnya dengan jelas
tersebut jatuh hati pada Dewi Anjarwati dan berusaha mengambil sang mempelai
perempuan dari suami sahnya. Akibatnya terjadilah perkelahian yang cukup hebat
antara Joko Lelono dan Raden Baron Kusumo. Keduanya saling mengadu ilmu dan
tampak sama kuat. Lalu Raden Baron Kusumo menginstruksikan agar para pembantunya
lari dan menyelamatkan Dewi Anjarwati di suatu tempat yang disebut dengan Coban
(air terjun). Kesanalah akhirnya rombongan ini menuju dan menanti datangnya
Raden Baron Kusumo. Namun apa daya ternyata Raden Baron Kusumo tak pernah
datang, meski telah dinanti sekian lama. Di sebuah batu yang terletak di bawah
air terjun Sang Putri merenungi nasibnya akibat melanggar nasehat orang tua.
Dan air terjun itu dinamakan Coban Rondo (air terjun janda) hingga saat ini.
Sebelum
menjadi Coban Rondo, sebetulnya di atasnya ada air terjun kembar yang disebut
Coban Manten. Mengalir ke bawah, air terjun itu menyatu menjadi Coban Dudo.
Uniknya, Coban Dudo tersebut mengalir ke bawah menjadi Coban Rondo.
Sumber
air dari tiga air terjun tersebut berada di Kepundan, satu dataran yang tanpa
pohon satu pun berada di atas Coban Manten. Mereka yang ingin melihatnya,
selain harus berhati-hati juga perlu ekstratenaga. Sebab, selain jalan licin, juga
cukup jauh antara 3-4 km.
Jika
para Malingers tertarik untuk mengunjungi tempat ini, kalian tidak perlu
mengeluarkan biaya yang mahal karena kalian hanya akan menghabiskan kocek
sekitar Rp 10.000,- / orangnya untuk bisa masuk dan bermain-main disekitar air
terjun. Wisata ini cocok sekali bagi yang ingin pergi bersama keluarga,
menghabiskan waktu kosong dan
berfoto-foto di sekitar air terjun.
Sekian
dari kami Guys semoga kalian tertarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar